Jumat, 22 April 2011

VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )

 VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )

               Faktor Resiko VAP
               1. Aspirasi cairan lambung atau saliva
               2. Kondisi Pasien
                 Kondisi kritis
                 Kekebalan tubuh menurun
                 Kebersihan rongga mulut yang tidak baik ( Sumber Utama Kontaminasi )
       3. Penggunaan Antibiotik  Spektrum Luas
       4. Reintubasi Berulang 
5.Leak / Kebocoran pada Cuff (Silent Aspirasi )
6.Sirkuit dan Mesin yang tidak dilakukan secara Asepsis
7.Gangguan Nutrisi
8. Suction yang tidak aseptik 

PENEGAKAN DIAGNOSA VAP
   •  Klinis
   •  Radiologi
   •  Laborat
KLinis
     Fever (>38°C or >100.4°F)  
               Worsening gas exchange (e.g. O2 desaturations (e.g., PaO2/FiO2 < 240),
                 increased oxygen requirements.      
                     Worsening cough, or dyspnea, or tachypnea and ronchi sound
                           Rales or bronchial breath sounds
Radiologi
                   FOTO THORAK
a.Dilakukan < 24 jam setelah Pemasangan ETT
b.Selanjutnya dianjurkan Foto Setiap Hari à infiltrat
Laborat
              •Leukopenia (<4000 WBC/mm3) or leukocytosis (>12,000 WBC/mm3   
 
Penentuan mikro-organisme penyebab VAP
Mikro-organisme biakan isolat endotrakheal yang dinilai secara KUANTITATIF
Pengambilan kultur sputum secara steril menggunakan mucous extractor
 
PENCEGAHAN VAP
1. NON FARMAKOLOGI
Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Head up 30-45o
Pemasangan NGT
—Intubasi yang benar dan menggunakan ETT

 


2. FARMAKOLOGI
Dekontaminasi Selektif ( menggunakan Antibiotika ) pada saluran cerna
Dekontaminasi Orofaring
 
žDekontaminasi Orofaring
Membersihkan rongga mulut ( Orofaring ) Menggunakan klorheksidin 0,2 % ( antiseptik/astringen )
žDilakukan setiap 8 jam ( 3x/Hari )
žDioleskan 30 ml zat tersebut keseluruh permukaan mukosa pipi, gusi, lidah dan gigi
žDengan memakai kasa dan SET Oral Higiene Steril selama ± 1 menit

žManfaat dekontaminasi Orofaring
1.Dapat menurunkan kolonisasi kuman penyebab VAP  sampai dengan 53% didalam mukosa mulut
2.Menurunkan Jumlah Angka Kejadian Infeksi Nosokomial saluran pernafasan hingga 69%
3.Mencegah Pembentukan Plak pada gigi
4.Menghindarkan pasien dari pemakaian AB lainnya
5.Menurunkan Angka kematian
6.Menurunkan beban biaya perawatan
7.Beban kerja berkurang
KLORHEKSIDIN
Klorheksidin merupakan salah satu jenis bahan desinfektan golongan kemis yang memiliki keuntungan berupa kemampuan untuk mencapai seluruh bagian dari gigi, dan resiko terjadinya kerusakan dan abrasi pada gigi
Klorheksidin sudah dikenal sejak tahun 1950. Klorheksidin memiki kemampuan antiseptik dan desinfektan dengan spektrum luas, sangat efektif untuk bakteri gram positif, gram negatif, bakteri ragi, jamur, serta protozoa.
Klorheksidin dapat menghambat pembentukan plak karena mempunyai kemampuan untuk :
a.Mengadakan ikatan dengan kelompok asam ionik glikoprotein saliva sehingga pembentukan pelikel yang diperlukan untuk kolonisasi bakteri plak terhambat.
b.Mengadakan ikatan dengan lapisan polisakarida yang menyelubungi bakteri sehingga perlekatan bakteri ke permukaan gigi terhambat.
c.Mengendapkan faktor-faktor aglutinasi asam yang ada dalam saliva dan menggantikan kalsium yang diperlukan sebagai perekat bakteri untuk membentuk massa plak.
d.Memiliki efek baterisidal karena molekul kationiknya berikatan dengan anionik bakteri yang akan mempengaruhi dinding sel bakteri dan selanjutnya mengganggu keseimbangan osmotis sel.

 

2 komentar:

In Here

SOLUSI BBM HEMAT DAN RAMAH LINGKUNGAN - KLIK GAMBAR UNTUK PEMBELIAN