TOUR LEADER UMRAH PT. ARMINAREKA PERDANA
Mendampingi Jamaah Dari Keberangkatan Umrah hingga Kepulangan dan bertanggung jawab terhadap Jadwal Pelaksanaan dan Kelancaran Ibadah Umrah
Perawat Critical Care RSUD DR Soetomo Surabaya dan Distributor Buku Ventilator
Keseharian saya adalah bekerja sebagai PNS Perawat yang ditempatkan di Ruang Observasi Intensif dan PJ Penanggulangan Infeksi
CEO ENTERPRENURSE ORGANISER
Event Organizer Pelatihan Pemberdayaan Diri, Psychotherapist, Healing dan Team Building Outbond Specialist
OWNER RAJA FINGGERPRINT ANALYSIS SURABAYA
MELIHAT POTENSI LEBIH PASTI MELALUI RAHASIA SIDIK JARI. KARENA SIDIK JARI MEMILIKI STRUKTUR YG MENJADI IDENTITAS MULTI INFORMASI TERMASUK RUMUS PERSONALITY DAN POTENSI YANG TERSIMPAN DIDALAMNYA.
Distributor Buku VENTILATOR By KRISNA SUNDANA
SIAP PENGIRIMAN SELURUH INDONESIA
Senin, 25 April 2011
Jumat, 22 April 2011
VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
By Bambang Priyono4/22/2011 05:26:00 PMCritical Care, Keperawatan Proffesional, Penanggulangan Infeksi, SOP2 comments
VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Faktor Resiko VAP
1. Aspirasi cairan lambung atau saliva
2. Kondisi Pasien
Faktor Resiko VAP
1. Aspirasi cairan lambung atau saliva
2. Kondisi Pasien
Kondisi kritis
Kekebalan tubuh menurun
Kebersihan rongga mulut yang tidak baik ( Sumber Utama Kontaminasi )
3. Penggunaan Antibiotik Spektrum Luas
4. Reintubasi Berulang
5.Leak / Kebocoran pada Cuff (Silent Aspirasi )
6.Sirkuit dan Mesin yang tidak dilakukan secara Asepsis
7.Gangguan Nutrisi
8. Suction yang tidak aseptik
8. Suction yang tidak aseptik
PENEGAKAN DIAGNOSA VAP
• Klinis
• Radiologi
• Laborat
•KLinis
Fever (>38°C or >100.4°F)
Worsening gas exchange (e.g. O2 desaturations (e.g., PaO2/FiO2 < 240),
increased oxygen requirements.
Worsening cough, or dyspnea, or tachypnea and ronchi sound
Rales or bronchial breath sounds
•Radiologi
FOTO THORAK
a.Dilakukan < 24 jam setelah Pemasangan ETT
b.Selanjutnya dianjurkan Foto Setiap Hari à infiltrat
•Laborat
•Leukopenia (<4000 WBC/mm3) or leukocytosis (>12,000 WBC/mm3
Penentuan mikro-organisme penyebab VAP
•Mikro-organisme biakan isolat endotrakheal yang dinilai secara KUANTITATIF
•Pengambilan kultur sputum secara steril menggunakan mucous extractor
PENCEGAHAN VAP
1. NON FARMAKOLOGI
Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Head up 30-45o
Pemasangan NGT
Intubasi yang benar dan menggunakan ETT
2. FARMAKOLOGI
Dekontaminasi Selektif ( menggunakan Antibiotika ) pada saluran cerna
Dekontaminasi Orofaring
Dekontaminasi Orofaring
Membersihkan rongga mulut ( Orofaring ) Menggunakan klorheksidin 0,2 % ( antiseptik/astringen )
Dilakukan setiap 8 jam ( 3x/Hari )
Dioleskan 30 ml zat tersebut keseluruh permukaan mukosa pipi, gusi, lidah dan gigi
Dengan memakai kasa dan SET Oral Higiene Steril selama ± 1 menit
Manfaat dekontaminasi Orofaring
1.Dapat menurunkan kolonisasi kuman penyebab VAP sampai dengan 53% didalam mukosa mulut
2.Menurunkan Jumlah Angka Kejadian Infeksi Nosokomial saluran pernafasan hingga 69%
3.Mencegah Pembentukan Plak pada gigi
4.Menghindarkan pasien dari pemakaian AB lainnya
5.Menurunkan Angka kematian
6.Menurunkan beban biaya perawatan
7.Beban kerja berkurang
KLORHEKSIDIN
Klorheksidin merupakan salah satu jenis bahan desinfektan golongan kemis yang memiliki keuntungan berupa kemampuan untuk mencapai seluruh bagian dari gigi, dan resiko terjadinya kerusakan dan abrasi pada gigi
Klorheksidin sudah dikenal sejak tahun 1950. Klorheksidin memiki kemampuan antiseptik dan desinfektan dengan spektrum luas, sangat efektif untuk bakteri gram positif, gram negatif, bakteri ragi, jamur, serta protozoa.
Klorheksidin dapat menghambat pembentukan plak karena mempunyai kemampuan untuk :
a.Mengadakan ikatan dengan kelompok asam ionik glikoprotein saliva sehingga pembentukan pelikel yang diperlukan untuk kolonisasi bakteri plak terhambat.
b.Mengadakan ikatan dengan lapisan polisakarida yang menyelubungi bakteri sehingga perlekatan bakteri ke permukaan gigi terhambat.
c.Mengendapkan faktor-faktor aglutinasi asam yang ada dalam saliva dan menggantikan kalsium yang diperlukan sebagai perekat bakteri untuk membentuk massa plak.
d.Memiliki efek baterisidal karena molekul kationiknya berikatan dengan anionik bakteri yang akan mempengaruhi dinding sel bakteri dan selanjutnya mengganggu keseimbangan osmotis sel.